Kehidupan Manusia Dengan Penderitaan Pengaruh dan Sebab - Sebab
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab – sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan yang terkadang disebut nasib buruk ini dapat diperbaiki bila manusia itu mau berusaha untuk memperbaikinya.
Penderitaan yang timbul karen penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan. Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala – gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
Tampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung. Tampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah. Sebab – sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal – hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur – angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan denga apa yang ada dalam masyarakat.
Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial, over acting sebagai over compensatie.
PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
etiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam dunia modern sekarng ini kemungkinan terjasi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah di buktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterkan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, reactor nukir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reactor nuklir di Uni Soviet, kebocoran gas beracun di India, pengunaan peluru kendali dalam perang Irak dan yang baru – baru ini terjadi di Jepang tepatnya di Fukushima terjadi ledakan reactor nuklir yang menyebabkan radiasi nuklir yang membahayakan kesehatan manusia,akibatnya masyarakat sekitar yang tinggal di daerah tersebut harus di ungsikan ke tempat yang lebih aman.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran Koran, layar TV. Pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini.
Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaab manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesame manusia terutam bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnys komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penonton dapat menhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang di filmkan dengan judul “Arie Hangara”.
Penderitaan manusia terhadap wabah COVID- 19
Bangsa Indonesia sedang mengalami Bencana Nasional Pandemi Covid-19. Dalam 33 hari setelah pengumuman terjadi peningkatan yang sangat cepat dari 2 menjadi 1986 kasus dengan kematian 181 orang atau 9,1%. Kematian di negara kita lebih tinggi dari angka kematian rata-rata global yaitu 5% atau 58.773 kematian dari 1.094.068 kasus. Kondisi ini menjadi ancaman serius dan mencemaskan bagi seluruh rakyat Indonesia yang berimbas pada berbagai aspek kehidupan.
Bencana ini tidak hanya sekadar permasalahan kesehatan semata walaupun berpangkal dari masalah kesehatan, namun sangat kompleks menyangkut juga permasalahan sosial, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan. Bila kondisi ini dianggap sebagai medan pertempuran menghadapi bencana, dokter dan petugas kesehatan adalah prajurit yang harus berada di garis depan.
Namun tidaklah cukup hanya mengandalkan dokter dan petugas kesehatan saja dalam berjuang memerangi bencana Covid-19 ini. Juga tidak hanya meminta pemerintah untuk bertanggung jawab mengatasi bencana ini dengan berbagai kebijakan dan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi bencana ini. Gerakan masif seluruh komponen bangsa sangat dibutuhkan saat ini.
Indonesia memiliki sejarah semangat pertahanan keamanan semesta, yang mana saat negara diserang oleh musuh dari luar maka seluruh rakyat Indonesia akan bersatu dan bergerak membela negara. Tidak hanya tentara saja yang berjuang, seluruh rakyat ikut berjuang membantu membela negara dengan bersenjatakan apa saja yang dimilikinya seperti bambu runcing, kayu, golok, pedang, dan apa saja yang bisa digunakan untuk melawan musuh.
Tidak hanya di garis depan, rakyat juga membantu memberi dukungan dengan segala yang dimilikinya seperti makanan, minuman, dan berbagai kebutuhan yang diperlukan para pejuang. Saat ini tentunya perjuangan membela negara tidak seperti masa lalu bentuknya. Tetap bersatu padu bahu membahu berjuang untuk keselamatan dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan perannya masing masing.
Seluruh rakyat ikut terpanggil dalam berbagai aktivitas berjuang memerangi Covid-19 dengan menjaga dan memelihara kesehatan sesama rakyat Indonesia. Orang sakit akan terbantu dalam mengurangi penderitaannya. Mereka yang terancam sakit dapat terhindar dari sakitnya. Demikian pula bagi yang sehat dapat terjaga dan terpelihara kesehatannya. Semua bergotong royong tolong menolong berbagi kontribusi mewujudkan kesehatan semesta.
Seluruh masyarakat perlu ikut bertanggung jawab atas kejadian bencana ini dan menjadi bentuk perjuangan yang perlu dibangun dalam rangka mewujudkan kesehatan semesta bangsa Indonesia. Dorongan dari pemerintah, berbagai profesi, tokoh agama, tokoh panutan, dan berbagai unsur terkait dapat menjadi sumber penggerak.
Dorongan tersebut perlu disampaikan dalam bentuk arahan bahwa kontribusi menjaga diri, keluarga, dan masyarakat adalah upaya gotong royong yang perlu dilakukan serta senantiasa dikumandangkan secara terus menerus. Hal ini memungkinkan timbulnya kebiasaan positif yang kemudian diharapkan dapat menjadi suatu budaya yang baik bila dapat saling menjaga dan mengingatkan bila ada perilaku yang membahayakan yang tidak sesuai dengan upaya pencegahan penyebaran/penularan Covid-19.
Berbagai seruan telah disampaikan senantiasa menjaga jarak (physical distancing), tidak batuk sembarangan, tidak berkerumun, membersihkan berbagai alat yang bisa menjadi media penularan, tetap di rumah bila tidak ada keperluan mendesak, dan melakukan isolasi diri secara patuh bila berpotensi sakit atau berpotensi menularkan.
Saat ini menjaga jarak adalah upaya yang sangat krusial dapat mengurangi laju penularan dari Covid-19. Untuk itulah diperlukan kepatuhan untuk melaksanakannya. Sampai saat ini belum sepenuhnya semua komponen masyarakat melaksanakan seruan tersebut. Kesadaran terhadap hal Ini menjadi modal utama dalam proses memerangi bencana Covid-19 ini.
Perlu dibangun budaya yang membuat seseorang merasa bersalah bila berbuat sesuatu yang berpotensi menulari diri sendiri dan orang lain apalagi sampai sakit. Perlu pula dibangun budaya yang membuat seseorang merasa bersalah bila tidak berbuat apapun bagi orang dalam kekurangan, menderita sakit, atau yang tidak tahu terhadap bahaya penularan. Ini menjadi modal besar dalam upaya membangun kesehatan semesta seluruh rakyat Indonesia --membawa Indonesia dari suatu situasi penderitaan menuju kebaikan dan kondisi yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.
Semangat gotong royong merupakan semangat kebersamaan yang perlu dibangun untuk mewujudkan Indonesia yang sehat, kuat, dan hebat. Pemantapan semangat ini memerlukan tokoh panutan yang memberikan arahan pada masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat membangun berbagai komunitas swadaya masyarakat yang peduli dengan sesama untuk saling menolong demi kemaslahatan bersama. Semua orang yang mampu membantu yang kurang mampu, yang berlebih membantu yang kekurangan, yang sehat membantu yang kurang sehat, dan yang berpengetahuan membantu yang belum tahu.
Pada kondisi saat ini gerakan tetap tinggal di rumah juga merupakan suatu perjuangan, yang tentunya gerakan ini perlu didukung oleh banyak pihak. Contoh konkret yang bisa dilakukan masyarakat adalah satu orang yang mempunyai penghasilan bulanan dan ada kelebihan dapat membantu minimal satu orang yang berpenghasilan harian yang dalam kondisi kekurangan sebagai dampak dari imbauan tinggal di rumah (seperti pedagang kecil pasar tradisional, pedagang keliling, ojek, tukang becak, dan lain lain). Suasana ini akan mendorong persatuan sehingga budaya gotong royong yang sudah mengakar pada berbagai sendi kehidupan bangsa Indonesia benar terwujud.
Kolaborasi berbagi peran adalah kata kunci yang tepat dalam menangani bencana Covid-19 secara nasional maupun secara lokal di daerah. Seluruh komponen bangsa bersatu padu ikut menanggulangi masalah ini sesuai dengan tugas dan keahlian masing masing.
Para dokter dan petugas kesehatan berada di garis depan memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Alat pelindung diri (APD) dicukupi untuk terlaksananya pelayanan kesehatan dengan baik. Alat deteksi dan diagnostik dicukupi untuk dapat melakukan screening yang sakit dan tidak sakit. Seluruh komponen masyarakat membantu dengan dukungan serta membatasi diri tidak keluar rumah, menjaga jarak, membatasi mobilitas intra dan antarwilayah, saling membantu dalam penghidupan.
Semoga bencana ini cepat berlalu dengan semangat perjuangan semesta. Salam sehat.
https://www.kompasiana.com/adhbi/manusia-dan-penderitaan_552877116ea834a0478b45aa
Comments
Post a Comment